Processor IQ dan Pengaruhnya pada Komputer

Pernahkah terpikir bagaimana hebatnya otak manusia bekerja? Pembagian tugas antara otak kiri dan kanan, dengan sinergi luar biasa untuk melakukan proses informasi yang masuk dari setiap indera manusia. Proses informasi dapat dilakukan dengan sangat cepat, memberikan manusia waktu respon yang mencukupi untuk melakukan tindakan berikutnya terhadap informasi tersebut.

Otak kiri bertanggung jawab terhadap proses logis, sedangkan otak kanan akan lebih bermain ke kreativitas. Kinerja otak manusia ini menjadi salah satu inspirasi para pengembang untuk menciptakan “otak komputer.” Ya, prosesor yang kita kenal saat ini adalah mahakarya manusia yang meniru rancangan Pencipta Agung.

huma

Ketika kinerja otak manusia dinilai berdasarkan tinggi-rendahnya nilai IQ, demikian pula kita menilai kinerja prosesor ini. Spesifikasi yang ada di-packaging tidaklah selalu dapat dipercaya. Nilai “IQ Prosesor” dinilai berdasarkan kemampuan CPU dan GPU untuk bekerja sama mengolah data yang masuk. Pengenalan otak dalam komputer sudah pernah kita bahas di artikel sebelumnya, silahkan dibaca di sini. Saat ini, kedua komponen prosesor tersebut masih terpisah. Lalu, bagaimana jika keduanya disatukan menjadi sebuah chip prosesor?

Teknologi APU dan HSA

Kehadiran teknologi APU (accelerated processing unit) sudah diaplikasikan pada prosesor terbaru. Integrasi antara CPU dan GPU ke dalam sebuah chip membuat inti prosesor akan melakukan komputasi heterogen. Sayangnya, kolaborasi CPU dan GPU saat ini masih tergolong lambat. “IQ Prosesor” dari system ini masih belum bertaraf tinggi.

AMD pun memperkenalkan teknologi HSA (heterogenous system architecture) untuk mendongkrak nilai “IQ Prosesor” yang lebih baik. Teknologi ini akan menyelaraskan kerja antar GPU dan CPU yang sebelumnya dinilai tidak efisien. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi terpadu hUMA pada arsitektur prosesor heterogen ini.

Teknologi hUMA (heterogenous unified memory architecture) ini akan mengarahkan GPU dan CPU untuk mengakses sistem memori yang sama. Bekerja sebagai jembatan antar dua komponen yang sudah disatukan ini, GPU dan CPU akan bekerja lebih cepat dalam proses data. Dengan hUMA, keduanya akan memanfaatkan memori yang sama, membuatnya bekerja sebagai dua sistem yang sejajar dan mampu saling bertukar perintah dengan cepat.

Sebelumnya, walaupun GPU dan CPU dipadukan dalam sebuah chip, kedua komponen ini masih memiliki memori yang terpisah. Akibatnya, dalam proses perintah akan ada jeda waktu dimana salah satu komponen harus menunggu komponen lain. Contohnya, GPU harus menunggu CPU untuk menyelesaikan tugasnya sebelum dioper dan dilanjutkan. Nantinya, setelah dari GPU pun hasilnya harus dioper lagi ke CPU sebelum masuk ke status kelar.

Dengan mengakses sistem memori yang sama, kini tidak perlu lagi ada antrean dalam proses perintah yang masuk. Akan ada semacam “pointer” pada kapasitas memori yang kini dapat diakses oleh kedua komponen ini. Nantinya, “pointer” akan menunjukkan pada bagian bandwidth memori, proses mana yang harus diselesaikan. Dengan demikian, kapasitas memori yang digunakan untuk proses pun terintegrasi antara GPU dan CPU, membuatnya lebih cepat dalam melakukan proses ini. Tidak ada lagi cerita lagging dalam proses antre-mengantre.

Apakah Nilai “IQ Prosesor” Ini Sebenarnya?

Dari tadi kata “IQ prosesor” masih abstrak dan belum dibahas lebih lanjut. Untuk lebih mengerti perihal bagaimana penghitungan nilai ini, anggaplah nilai tersebut berkaitan dengan kemampuan proses informasi dari dua komponen dalam APU ini. Kemampuan ini kemudian dikonversi ke angka dengan satuan operasi per detik.

Operasi per detik ini biasanya lebih dikenal dalam GFLOPS. Untuk mengujinya, maka beberapa tes pun dilakukan. Ada dua tes yang sering digunakan, yaitu PCMark8 dan BasemarkCL. Semakin besar skor yang didapat sebuah APU, bukan berarti semakin cerdas “IQ Prosesor” ini. Contohnya, pada prosesor AMD Elite A-series mendapatkan skor 769 GFLOPS. Angka ini dibagi menjadi 131 GFLOPS untuk CPU dan 638 GFLOPS untuk GPU. Lihat bagaimana timpangnya angka tersebut.

Sebuah prosesor yang cerdas harus bisa memanfaatkan GFLOPS antara kedua komponen dengan baik. Di sinilah teknologi hUMA akan menjadi fondasi membantu APU mencapai tingkat keselarasan tersebut. Dengan demikian, tingkat komputasi juga dapat dinaikkan secara drastis. Dengan hUMA dan sistem memori yang heterogen inilah CPU tidak lagi dibatasi angka GFLOPS yang cukup signifikan berbeda dengan GPU. Keduanya kini mengakses sistem memori yang sama, membuat kerja kedua komponen berkesinambungan dalam melakukan proses penjalanan sebuah perintah.

Hal ini akan menjadi sebuah terobosan baru di dunia komputer dan sistem prosesnya. Bagaimana HSA akan mengubah kinerja APU patut ditunggu. Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda siap dengan kehadiran prosesor dengan tingkat kecerdasan superior ala Albert Einstein?

Latest articles

Related articles

2 Comments

  1. ada pertanyaan yang pengen banget sy tanyain nih,,
    untuk developer aplikasi windows yang udah mendukung teknolohi ini apa aja yah? apa sebatas hardware yang notabenya ga tutuh dukungan pihak ketiga (cuma butuh microsoft ajah)
    terus kedepanya fihak microsoft yang rumornya mau ngeluarin direct 12 itu support g yah terhadap teknologi yang akan di kembangkan ini, keliatanya sih menggoda bgt nih tekhnologi apu,
    makanya saya galau, mau apu apa fx,, hiks,, hiks,,,

Leave a reply

Please enter your comment!
Please enter your name here